Search

Jelang Ramadan, Garuda Indonesia Belum Tentukan Penerbangan Tambahan

Maskapai pelat merah, Garuda Indonesia mengaku untung sekitar USD 20 juta pada saat low season pada Januari hingga Maret 2019. 

"Ada pola baru yang kita lakukan pada low season tersebut, makanya bisa raih untung sekitar 20 juta dolar AS," ungkap Direktur Niaga Garuda Indonesia, Pikri Ilham Kurniasyah, di Kantor Garuda Indonesia, Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Rabu (24/4/2019).

Pola yang dilakukan adalah mengubah ritme maskapai, yang awalnya menerapkan mahzab lama di dunia penerbangan, yakni 'semakin tinggi di udara maka cost yang dikeluarkan menurun'.

Pikri mengaku, Garuda Indonesia tidak menggunakannya, melainkan mengoperasikan pesawat sesuai dengan permintaan penumpang. 

Misalnya, lanjut Pikri mencontohkan, pada saat low season minat menuju Surabaya hanya 10 penerbangan, dari season sebelumnya 30 penerbangan. Maka lakukan 10 kali saja, jangan paksakan untuk terus mengudara. 

Hal ini juga dilakukan untuk menghemat penggunaan bahan bakar. Sebab pada periode Januari hingga Maret lalu, harga bahan bakar dunia tengah naik 11 persen, tapi di saat yang sama, Garuda Indonesia mengklaim bisa hemat hingga 20 persen. 

"Intinya, jangan paksakan terbang terus menerus, melihat atau menyesuaikan dengan permintaan konsumen," ujar Pikri. 

Dengan pola tersebut, Pikri mengaku Garuda Indonesia bisa mengantongi 20 juta dollar. Dari sebelumnya selama lima tahun berturut-turut, merugi sekitar 90 juta dollar selama low season tersebut. 

"Jika dibandingkan dengan periode Januari - Maret sebelumnya yang kita rugi sekitar 90 juta dolar AS, tahun ini untung 20 juta dollar," kata Pikri. 

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3949555/jelang-ramadan-garuda-indonesia-belum-tentukan-penerbangan-tambahan

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Jelang Ramadan, Garuda Indonesia Belum Tentukan Penerbangan Tambahan"

Post a Comment

Powered by Blogger.