Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) di Indonesia mencapai Rp 5.394,9 triliun untuk periode Maret 2018. Angka ini tumbuh 7,5 persen dibandingkan periode Februari yang tumbuh 8,3 persen.
Dikutip dari laporan Bank Indonesia, Senin (30/4/2018), perlambatan pertumbuhan uang beredar terjadi pada seluruh komponen uang beredar. Komponen uang kuasai tercatat tumbuh 6,2 persen (year on year/yoy), melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tumbuh 6,7 persen (yoy).
Sedangkan untuk komponen uang beredar dalam arti sempit tercatat tumbuh 11,9 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 13 persen.
"Komponen lainnya berupa surat berharga selain saham juga tercatat mengalami perlambatan pertumbuhan," tulis laporan Bank Indonesia tersebut.
Berdasarkan faktor yang mempengaruhi, perlambatan pertumbuhan uang beredar dalam arti luas dipengaruhi oleh operasi keuangan pemerintah dan aktiva luar negeri bersih.
Pertumbuhan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus) tercatat 5,9 persen (yoy) pada Maret 2018, turun dari 10,1 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.
Periode laporan pajak dan penerimaan dari penerbitan sukuk global turut mempengaruhi pertumbuhan. Untuk aktiva luar negeri bersih pada Maret 2018 tumbuh sebesar 9,3 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 13,6 persen (yoy).
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3495306/uang-beredar-di-ri-capai-rp-5394-triliunBagikan Berita Ini
0 Response to "Uang Beredar di RI Capai Rp 5.394 Triliun"
Post a Comment