PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mengumumkan rencana strategis perseroan. Hal ini dengan rekapitalisasi perseroan, mengubah jajaran dewan komisaris dan direksi perseroan dan kembali fokuskan bisnis pada tiga kompetensi inti.
Salah satu bagian dari rencana transformasi, perseroan telah menetapkan program pendanaan senilai USD 1,01 miliar. Program itu terdiri dari dana senilai USD 730 juta dan USD 280 juta dari penyelesaian rencana divestasi aset.
Mengutip keterangan tertulis perseroan, Selasa (12/3/2019), program pendanaan tersebut dengan melaksanakan rights issue atau penawaran umum terbatas (PUT) senilai USD 730 juta, yang sepenuhnya dijamin oleh keluarga Riady.
Hal itu melalui PT Inti Anugerah Pratama (IAP) atau anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki akan bertindak sebagai pembeli siaga untuk setiap saham dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) tersisa yang tidak digunakan oleh pemegang saham lainnya.
Harga eksekusi HMETD telah ditetapkan oleh perseroan dengan harga Rp 235 per saham. Harga eksekusi HMETD ini merupakan diskon 8,2 persen terhadap harga penutupan akhir saham perseroan pada 11 Maret 2019.
Selain itu, George Raymond Zage III dan Chow Tai Fook Nominee Limited yang akan dilakukan melalui Tiga Investment Pte Ltd juga masing-masing telah meneken perjanjian untuk membeli rights dan setuju membeli saham melalui rights issue dengan komitmen senilai USD 70 juta. Asumsi nilai tukar yang digunakan USD 1 untuk S$ 1,36 untuk Rp 14.500.
Rights issue ini terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang akan berlangsung pada 18 April 2019. Diharapkan penawaran umum terbatas itu dinyatakan efektif oleh OJK. Perseroan mengharapkan aksi korporasi itu selesai pada semester I 2019.
Kemudian penerimaan dana USD 280 juta dari rencana divestasi atau jual aset. PT Lippo Karawaci Tbk tetap berkomitmen pada kelanjutan pelaksanaan rencana divestasi asetnya dengan target mendapatkan total penerimaan dana USD 280 juta hingga akhir 2019.
Pada 10 Januari 2019, Lippo Karawaci mengumumkan penjualan sahamnya pada dua usaha patungan layanan kesehatan di Myanmar dengan 40 persen saham di Yoma Siloam Hospital Pun Hlaing Limited dan 35 persen saham di Pun Hlaing International Hospital Limited kepada QUE Lippo Healthcare Limited. Penjualan ini diharapkan menghasilkan dana segar sebesar USD 20 juta saat transaksi selesai pada semester I 2019.
Kemudian pada 11 Maret 2019, Perseroan teken perjanjian jual beli bersyarat dengan Lippo Malls Indonesia Retail Trust (LMIRT).
Perseroan setuju menjual komponen ritel Lippo Mall Puri senilai USD 260 juta. Akuisisi ditargetkan selesai pada semester II 2019 sesuai persetujuan regulator, pemegang saham dan pihak-pihak lainnya.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3930498/pengusaha-ini-diangkat-jadi-anggota-dewan-komisaris-asia-societyBagikan Berita Ini
0 Response to "Pengusaha Ini Diangkat Jadi Anggota Dewan Komisaris Asia Society"
Post a Comment