Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan saham Jumat pekan ini. Hal itu terjadi di tengah aksi beli investor asing.
Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (29/3/2019), IHSG melemah 12,03 poin atau 0,19 persen ke posisi 6.468,75. Indeks saham LQ45 stagnan di posisi 1.019,03. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.
Sebanyak 246 saham melemah sehingga menekan IHSG. 169 saham menguat dan 112 saham diam di tempat. Pada Jumat pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.485,95 dan terendah 6.440,91.
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 429.072 kali dengan volume perdagangan 14,6 miliar saham.
Nilai transaksi harian saham Rp 9,1 triliun. Investor asing beli saham Rp 809,48 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.240.
Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham aneka industri naik 2,1 persen, sektor saham infrastruktur dan keuangan masing-masing naik 0,44 persen. Sementara itu, sektor saham konstruksi mendaki 0,11 persen.
Sedangkan sektor saham industri dasar melemah 3,12 persen, dan alami penurunan terbesar. Disusul sektor saham manufaktur tergelincir 0,97 persen dan sektor saham barang konsumsi terpangkas 0,73 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham SRAJ menguat 25 persen ke posisi 260 per saham, saham RODA mendaki 24,44 persen ke posisi 560 per saham, dan saham KAEF menanjak 9,2 persen.
Saham-saham yang tertekan antara lain saham BLTA turun 34,69 persen ke posisi 128 per saham, saham KKGI susut 18,65 persen ke posisi 314 per saham, dan saham INAF merosot 17,43 persen ke posisi 4.500 per saham.
Bursa saham Asia kompak menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,96 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menanjak 0,59 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 0,82 persen.
Selain itu, indeks saham Thailand menguat 0,31 persen, indeks saham Shanghai menanjak 3,2 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Indeks saham Singapura naik 0,29 persen dan indeks saham Taiwan mendaki 0,99 persen.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, para pelaku pasar memilih sikap wait and see terkait faktor perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat kuartal per kuartal turun dari 2,6 persen menjadi 2,2 persen.
“Di sisi lain pada dinamika Brexit yang berkembang saat ini masih deadlock. Adapun sentimen positif dari domestik masih minim,” ujar dia.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3930569/rilis-data-inflasi-bakal-dorong-ihsg-menguatBagikan Berita Ini
0 Response to "Rilis Data Inflasi Bakal Dorong IHSG Menguat"
Post a Comment