Search

Laporan Keuangan Garuda Janggal Bikin Investor Cemas

Liputan6.com, Jakarta - Laporan keuangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) untuk tahun buku 2018 menjadi sorotan. Dua komisaris PT Garuda Indonesia menolak pencatatan laporan keuangan tahun buku 2018.

Penolakan itu karena perjanjian kerja sama penyediaan layanan konektivitas dalam penerbangan nomor Citilink/JKTOSOG/PERI-6248/1018 yang ditandatani oleh PT Mahata Aero Teknologi dan PT Citilink Indonesia pada 31 Oktober 2019 beserta perubahannya dengan pendapatan perseroan dari Mahata sebesar USD 239.940.000 yang di antaranya sebesar USD 28.000.000 merupakan bagian hasil Perseroan yang didapat dari PT Sriwijaya Air, tidak diakui dalam tahun buku 2018.

Dua komisaris dalam hal ini Chairal Tanjung dan Dony Oskaria yang mewakili PT Trans Airways dan Finegold dalam dokumennya menyatakan keberatan dengan pertimbangan pengakuan pendapatan dari perjanjian Mahata oleh Perseroan adalah sebesar USD 239.940.000 merupakan jumlah signifikan yang apabila tanpa pengakuan pendapatan ini perseroan akan alami kerugian sebesar USD 244,95 juta.

Adanya piutang PT Mahaka sebesar USD 239,39 juta membuat pendapatan lain-lain melonjak menjadi USD 306,88 juta pada akhir 2018. Mahata baru membayar sekitar USD 6,2 juta, sisanya belum dibayarkan USD 233,13 juta dan masuk dalam piutang lain-lain.

Analis PT OSO Sekuritas, Sukarno Alatas menilai, kalau piutang yang belum direalisasi tetap menjadi piutang. Hal itu dapat pengaruhi pendapatan.

"Kalau piutang belum direalisasi tetap jadi piutang. Berarti sebenarnya pendapatan PT Garuda Indonesia tidak segitu,” ujar Sukarno sata dihubungi Liputan6.com, Jumat (26/4/2019).

Ia menuturkan, laporan keuangan yang dipersoalkan dan bermasalah dapat menjadi kekhawatiran dan dipertanyakan investor. Ini terkait bagaimana laporan keuangan PT Garuda Indonesia Tbk yang sebenarnya sehingga dapat membuat investor cemas.

"Investor merasa cemas jika melakukan investasi di perusahaan ini," ujar Sukarno.

Namun, Sukarno menilai, sentimen laporan keuangan bermasalah ini hanya jangka pendek. Akan tetapi, investor tetap harus hati-hati saat berinvestasi di saham PT Garuda Indonesia Tbk.

"Harus lihat fundamentalnya dan prospek ke depan seperti apa. Gunakan momentum teknikal jika kalau mau kembali masuk,” ujar dia.

Sementara itu, Ketua Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), Mas Achmad Daniri menuturkan, regulator dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) harus meminta penjelasan kepada manajemen PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).

"Regulator harus panggil dan minta klarifikasi. Minta penjelasan mengenai opini akuntan publiknya,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Selain itu, menurut Mas Ahmad Daniri, lebih baik juga kalau PT Garuda Indonesia memiliki inisiatif untuk memaparkan soal laporan keuangannya. Hal ini agar laporan keuangan yang dipermasalahkan menjadi jelas.

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3951404/laporan-keuangan-garuda-janggal-bikin-investor-cemas

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Laporan Keuangan Garuda Janggal Bikin Investor Cemas"

Post a Comment

Powered by Blogger.