Jakarta, CNBC Indonesia- Gojek, super app decacorn asli Indonesia, fokus pada perkembangan bisnis jangka panjang, dengan tidak lagi membakar uang. Strategi bakar uang biasanya digunakan oleh perusahaan rintisan atau startup pada awal pengembangannya.
"Dalam 3-4 bulan ini lagi hot-hotnya startup yang lagi berubah haluan supaya tidak bakar uang. Tapi sebenarnya effort kami membangun perusahaan yang long term sudah mulai dari 2018," kata Co-CEO Gojek Kevin Aluwi, Selasa (11/02/2020).
Saat ini aplikasi Gojek telah diunduh oleh 170 juta pengguna di Indonesia dan Asia Tenggara, dan mencapai pertumbuhan pendapatan 2 kali lipat pada 2019.
Meski Kevin tidak memaparkan angka pasti dari omzet tersebut, namun berdasarkan perhitungan CNBC Indonesia angka omzet bisa menembus US$ 25 miliar atau sekitar Rp 342 triliun (kurs Rp 13.700).
Pasalnya, pada PE-VC Summit 2019, Kevin sempat mengungkapkan Gojek telah mencapai gross merchandise value (GMV) US$ 12,5 miliar pada 2018, seperti dikutip dari Daily Social.
Salah satu pilar bisnis yang akan diperkuat Gojek tahun ini adalah GoFood yang semakin solid dalam empat tahun terakhir. Saat ini GoFood telah memiliki 15 juta menu dengan jumlah pesanan selesai meningkat 30 kali lipat sejak 2015. Bahkan pertumbuhan jumlah merchant pun naik 17 kali lipat menjadi 500 ribu merchant.
"Kami menargetkan bisa menggandakan volume GoFood, minimal 2 kali lipat layanannya," kata Kevin.
Foto: Foto: Rahajeng Kusumo
|
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMicWh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL3RlY2gvMjAyMDAyMTIxNDEzMzEtMzctMTM3MzM2L2Zva3VzLWJpc25pcy1qYW5na2EtcGFuamFuZy1nb2play1iZXJoZW50aS1iYWthci11YW5n0gEA?oc=5
2020-02-12 07:17:29Z
52782035838891
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Fokus Bisnis Jangka Panjang, Gojek Berhenti Bakar Uang - CNBC Indonesia"
Post a Comment