Search

Waduh, Singapura Waspada 'Rush Money', RI Bagaimana? - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Wabah virus baru corona yang kian merebak membuat Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) meminta lembaga keuangan di Negeri Merlion untuk bersiap mengelola setiap peningkatan permintaan pada layanan keuangan tertentu, seperti penarikan tunai atau layanan keuangan online.

CNBC International melaporkan, sejauh ini Singapura telah melaporkan 40 kasus yang dikonfirmasi virus corona, dan menaikkan penilaian risiko nya ke tingkat siaga tertinggi kedua pada Jumat (7/2/2020). Negara berpenduduk 5,6 juta orang itu memiliki banyak kasus terkonfirmasi setelah wilayah China.

MAS yang merupakan bank sentral dan otoritas moneter dan keuangan Singapura juga mengingatkan perusahaan keuangan agar berhati-hati terhadap ancaman keamanan siber.


PAGI-Waduh, Singapura Waspada 'Rush Money', RI Bagaimana?Foto: Rumah sakit Sementara di China (Chinatopix via AP)

"Ada beberapa kasus pelaku ancaman dunia maya untuk mengambil keuntungan dari situasi Novel Coronavirus (2019-nCoV), untuk melakukan penipuan email, serangan phishing dan ransomware," kata MAS dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari CNBC International, Minggu (9/2/2020).

Di Indonesia, Bank Indonesia (BI) juga memberikan respons terkait dengan merebaknya virus corona dan berimbas pada pasar keuangan Tanah Air. Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo, mengatakan sejak pasar keuangan dibuka Senin pekan lalu di China, semua indikator yang ada menekan pasar global dan Indonesia di tengah wabah virus corona.


"Paling tidak sejak Senin lalu, saat pasar keuangan China dibuka, ini menekan semua indikator pasar global dan Indonesia. Rupiah juga tertekan tapi sampai dengan Kamis -Jumat rupiah membaik," kata Dody, Kamis (7/2/2020).

BI, tegasnya, akan terus bersama pemerintah menerapkan instrumen yang sama demi menjaga stabilitas rupiah. "Kita lakukan, dari sisi pasar keuangan, kita harapkan stabilitas terus terjaga, dan ini terus ditunjukkan dengan rupiah yang menguat," jelasnya.

"Memang ada outflow [modal asing keluar] sepanjang dari awal Januari masih mencatat inflow [asing masuk] net Rp 400 miliar. Tapi sepanjang minggu kemarin hampir Rp 11 triliun ekuivalen rupiah, capital outfow, jadi ini gambaran yang sama terjadi capital outflow yang dampaknya adalah pelarian dana," jelasnya.

[Gambas:Video CNBC]


Berdasarkan data terbaru, korban tewas dari wabah virus corona China terus bertambah dari hari ke hari. Hingga Minggu pagi (9/2/2020), pukul 09.53 waktu Indonesia, korban tewas sudah mencapai 813 orang di dunia, bertambah dari pagi tadi 806 orang. Dari jumlah itu, China sebanyak 811 orang, ditambah 1 Hong Kong dan 1 Filipina.

Makin bertambahnya korban jiwa terjadi di tengah beberapa wilayah lain juga memberlakukan karantina wajib demi menghentikan epidemi corona yang bikin panik global.


Berdasarkan data Gisanddata per Minggu pagi (9/2/2020), kematian virus corona (nCoV) menjadi 813 orang. Data ini dirangkum dari WHO, CDC, ECDC, NHC, dan DXY. Data ini sama dengan yang disampaikan CNBC International. Jumlah korban corona sudah melewati wabah SARS yang ketika itu menewaskan 774 orang di seluruh dunia selama epidemi Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) 2002-2003.
Pada Sabtu, Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong mengimbau warganya untuk tetap tenang terkait wabah virus corona yang menerpa Singapura. Singapura telah menaikkan status waspada corona dari kuning ke oranye, menyusul 33 kasus corona di Singapura.

Melalui video YouTube yang diunggah oleh Prime Minister's Office, Singapore, Sabtu (8/2). Video berdurasi 3,55 menit itu berisi imbauan agar warga Singapura tetap tenang dan tak panik, termasuk tak melakukan aksi memborong barang kebutuhan secara berlebihan.

[Gambas:Youtube]


"Jangan beli kebutuhan pokok dan makanan secara berlebihan," seru PM Lee, dalam video tersebut.

Pada kesempatan itu, ia mengimbau warga Singapura tak menyebar berita-berita palsu dan saling menuduh. Ia juga meminta warganya tetap menjaga kebersihan dan selalu mengikuti petunjuk pemerintah dan beraktivitas seperti biasa dengan tetap waspada.

"Kita dulu pernah mengatasi virus SARS, kini kita lebih siap menghadapi virus baru ini," katanya.

Ia juga mengapresiasi para petugas-petugas medis terdepan yang bertugas mengatasi para korban virus corona di Singapura, juga warga Singapura yang saling membantu.

Pemerintah Singapura resmi menaikkan level waspada virus korona menjadi oranye sejak Jumat (7/2/2020). Hal ini membuat masyarakat Singapura meningkatkan kesiagaan, termasuk membeli sejumlah barang dari sejumlah supermarket.

Melansir Strait Times, Sabtu (8/2/2020), banyak supermarket yang kembali mengisi stok baik bahan makanan seperti mie instan, beras hingga tissue. Barang-barang ini diserbu pembeli karena kekhawatiran warga tidak bisa keluar rumah karena meningkatnya level kewaspadaan terhadap virus corona. (tas/tas)

Let's block ads! (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMibWh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIwMDIwOTIwMjA1Mi0xNy0xMzY0ODYvd2FkdWgtc2luZ2FwdXJhLXdhc3BhZGEtcnVzaC1tb25leS1yaS1iYWdhaW1hbmHSAQA?oc=5

2020-02-09 23:30:04Z
52782033248830

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Waduh, Singapura Waspada 'Rush Money', RI Bagaimana? - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.