Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) makin menanjak pada penutupan perdagangan hari ini (7/5/2018). IHSG mampu mendaki saat kurs dolar AS diperdagangkan nyaris Rp 14.000.
IHSG ditutup menguat cukup dalam 92,75 poin atau 1,60 persen ke level 5.885,09. Sementara indeks LQ45 lompat 2,27 persen ke level 941,039.
Gerak IHSG ke zona hijau ditopang penguatan 216 saham. Sedangkan 168 saham tercatat melemah dan 103 saham tidak beranjak alias stagnan.
Total frekuensi perdagangan saham hari ini mencapai 401.052 kali dengan volume 9,4 miliar saham dan senilai Rp 6,5 triliun. Investor asing melakukan penjualan di seluruh pasar senilai Rp 625,40 miliar. Sementara, dolar AS diperdagangkan pada posisi Rp 13.993.
Hampir seluruh sektor saham mengalami kenaikan. Sektor saham aneka industri tercatat melemah sendirian sebesar 1,49 persen.
Penguatan tertinggi dialami sektor saham consumer goods yang menguat 5,09 persen, diikuti sektor saham manufaktur naik 2,90 persen, dan sektor pertambangan melaju 1,37 persen.
Saham-saham yang mendulang untung, antara lain saham POLY dengan kenaikan signifikan sebesar 34,53 persen. Disusul saham TALF dan CITA yang masing-masing terdongkrak 25 persen.
Sementara, saham-saham yang masih menahan laju IHSG dengan pelemahan tertinggi, antara lain saham NICK amblas 20,61 persen, saham MIDI terperosok 18 persen, dan saham BUVA anjlok 16,53 persen.
Melongok bursa saham Asia, pergerakannya justru bervariasi. Indeks saham Shanghai China mendaki 1,48 persen, indeks saham Taiwan naik 0,72 persen, dan indeks saham Hang Seng Hong Kong menguat 0,23 persen.
Sedangkan indeks saham yang terkoreksi, antara lain indeks saham Nikkei Jepang melemah 0,03 persen, indeks saham Thailand tergelincir 0,06 persen, dan indeks saham Strait Times Singapura menukik 0,35 persen.
Dalam laporan PT Ashmore Assets Management Indonesia menyatakan, meski pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,06 persen pada kuartal I 2018, ekonomi Indonesia akan tetap tumbuh 5,1 persen pada 2018.
Diprediksi pertumbuhan ekonomi mencapai 5,1 persen pada 2018. Pertumbuhan ekonomi akan didorong dari sektor konsumsi. Ini dipacu pemilihan kepala daerah dan tambahan bonus pada Juni 2018.
VP Sales and Marketing PT Ashmore Assets Management Indonesia, Angganata Sebastian menuturkan, rilis data ekonomi kuartal I 2018 belum dapat jadi sentimen kuat menopang IHSG. Ini lebih didorong euforia bursa saham Amerika Serikat pada Jumat pekan lalu.
"Saya pikir lihat angkanya belum bisa. Namun valuasi yang sudah cukup rendah jadi alasan kenaikan (IHSG-red) hari ini," kata Angganata.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3510612/rupiah-terpuruk-ke-14000-terendah-sejak-desember-2015Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Terpuruk ke 14.000, Terendah Sejak Desember 2015"
Post a Comment