Search

Hingga Akhir Agustus, Penyaluran Premium Capai 5,2 Juta KL

PT Pertamina (Persero) sedang mengevaluasi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi untuk periode September 2018.

Vice President Retail Fuel Marketing Pertamina Jumali ‎mengatakan, setelah menaikkan harga BBM pada Juli 2018, Pertamina kembali mengevaluasi harga yang ditetapkan saat ini.

Langkah ini untuk mengambil keputusan penetapan harga pada September 2018. "Sedang dievaluasi kan kemarin kan baru naik Juli," kata Jumali, di Jakarta, Selasa (14/8/2018).

Menurut Jumali, Pertamina belum mengajukan usulan harga baru ke Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk periode September 2018, sebab penetapan harga belum jadi keputusan. "Sedang kita evaluasi secara internal," tegasnya.

Seperti diketahui, Pertamina menaikkan harga Pertamax Cs mulai 1 Juli 2018 pukul 00.00 WIB. Kenaikan harga bahan bakar minyak nonsubsidi itu akibat terus meningkatnya harga minyak dunia.

"Minyak mentah itu lebih dari 90 persen untuk pembentukan harga. Apalagi sekarang kita sudah jadi negara pengimpor minyak," kata Vice President Corporate Communication, Adiatma Sardjito saat dihubungi Liputan6.com.

Tak hanya harga minyak yang meroket, kenaikan harga Pertamax Cs juga dipicu menguatnya nilai tukar dolar terhadap rupiah. "Meski kontribusinya tidak begitu besar," terang dia.

Khusus di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jakarta, Jawa Barat dan Banten, harga Pertamax naik Rp 600 menjadi Rp 9.500 per liter. Kemudian harga Pertamax Turbo naik Rp 600 menjadi Rp 10.700 per liter.

Sementara harga Pertamina Dex naik Rp 500 menjadi Rp 10.500 per liter. Harga Dexlite naik Rp 900 menjadi Rp 9.000 per liter. Sedangkan Pertamax racing tetap Rp 42.000, dan Pertalite masih dibanderol Rp 7.800 per liter. Harga solar nonsubsidi, premium dan biosolar juga tak berubah.

Tak hanya di Jawa Bagian Barat, Pertamina juga menyesuaikan harga untuk harga BBM nonsubsidi di seluruh provinsi di Indonesia. Namun, lanjut Adiatma, ada juga 2 provinsi yang turun harga yaitu Maluku dan Maluku Utara."Alasannya karena daya beli di sana rendah dan konsumsinya juga kecil. Dengan turunnya harga, semoga bisa meningkatkan konsumsi di sana," terangnya.

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3630496/hingga-akhir-agustus-penyaluran-premium-capai-52-juta-kl

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Hingga Akhir Agustus, Penyaluran Premium Capai 5,2 Juta KL"

Post a Comment

Powered by Blogger.