Bank Indonesia (BI) menilai melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir belum pada posisi yang mengkhawatirkan.
Lantaran faktor eksternal dan musiman yang menyebabkan jatuhnya nilai tukar rupiah yang hingga pagi ini, Kamis (3/5/2018) nyaris menyentuh level Rp 14.000 per dolar AS.
Berdasarkan data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah di posisi 13.965 per dolar AS pada Kamis 3 Mei 2018.
Sedangkan data Bloomberg, rupiah dibuka melemah tujuh poin ke posisi 13.955 per dolar AS pada Kamis pagi ini dari penutupan kemarin 13.948 per dolar AS. Rupiah pun bergerak di kisaran 13.955-13.968 per dolar AS.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo menyatakan secara domestik, kondisi perekonomian Indonesia sangat baik. Namun, ketidakpastian ekonomi global menyebabkan terjadinya pelemahan nilai tukar, tidak hanya rupiah, tetapi sejumlah mata uang negara lain.
"Dari domestik tidak ada alasan rupiah melemah. Namun, akan ada apa dengan Trump? Trade war? Proteksionisme Amerika. Ini yang menyebabkan bagusnya perekonomian Indonesia tertutup dengan faktor eksternal," Dody menjelaskan dalam sambutannya pada acara Diseminasi Laporan Perekonomian Indonesia, Makassar, Kamis (3/5/2018).
Dody menambahkan, ada faktor musiman juga menjadi penyebab pelemahan nilai tukar rupiah karena besarnya permintaan dolar AS untuk pembayaran utang luar negeri, dividen, pembayaran impor.
Meski begitu, Dody memastikan, pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi saat ini masih dalam level aman. "Kita melemah 0,8 persen, tetapi pelemahan juga terjadi pada mata uang lain, seperti India dan Jepang," kata Dody.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3499141/baru-240-ribu-kartu-debit-berlogo-gpn-yang-tersebar-di-riBagikan Berita Ini
0 Response to "Baru 240 Ribu Kartu Debit Berlogo GPN yang Tersebar di RI"
Post a Comment