:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1997090/original/095156700_1521088613-20180315-Presiden-kumpulkan-para-pemimpin-bank-di-Istana-ANGGA-10.jpg)
Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) turut menenangkan pasar di tengah kondisi rupiah yang tertekan tembus di atas 14.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Diperkirakan masih sentimen lanjutan pengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso mengatakan tekanan terhadap pasar uang di negara berkembang, seperti Indonesia merupakan hal wajar. Ini mengingat perkembangan yang terjadi di AS.
"Ini sudah terjadi berkali-kali dan kita sudah menghadapi hal seperti ini yang sama. Jadi tidak ada kejadian luar biasa," kata Wimboh di Gedung Ditjen Pajak, Jumat (11/5/2018).
Memang di sektor keuangan ada beberapa yang melakukan rebalancing. Namun demikian, hal itu wajar terjadi mengingat hal yang sama juga terjadi di negara berkembang lainnya.
Pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) beberapa hari belakangan menurut dia hal yang wajar terjadi. Karena sebelumnya IHSG juga naik signifikan, bahkan tembus ke 6.500.
"Untuk itu kami melihat kondisi ini masih dalam tatanan kondisi normal sehingga kami tidak perlu mengambil kebijakan yang drastis. Ini masih kami konsederasikan dalam kondisi normal," tegas Wimboh.
Bahkan, kondisi ekonomi dalam negeri justru meningkat. Seperti di sektor perbankan, Wimboh mengklaim saat ini sangat sehat.
Dari sisi kredit, hingga akhir Maret 2018, secara year on year (YoY) mampu tumbuh 8,54 persen. Sedangkan NPL juga mulai menurun menjadi 2,75 persen. Di samping itu tren suku bunga secara bertahap juga menurun bahkan untuk deposito 1 bulan sebesar 5,63 persen, deposito 3 bulan 5,90 persen, deposito 6 bulan 6,24 persen, dan deposito 12 bulan 6,15 persen.
"Suku bunga kredit juga menurun, bahkan beberapa korporasi di bawah 9 persen. Secara rata-raya kredit modal kerja sekitar 10 persen," tutur Wimboh.
Seperti diketahui, laju IHSG mencapai rekor tertinggi pada 2018. Sebelum alami koreksi tajam, IHSGsempat sentuh level tertinggi di kisaran 6.689,29 pada 19 Februari 2018. Sedangkan posisi rupiah berada di posisi kuat terhadap dolar AS pada Januari 2018 di kisaran 13.290. (Yas)
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika (USD) terus merosot beberapa waktu belakangan. Bahkan pada perdagangan Senin kemarin (7/5), rupiah sempat tembus sekitar Rp 14.003 per USD.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "IHSG dan Rupiah Merosot, OJK Nilai Masih Kondisi Normal"
Post a Comment