Daftar 10 Perusahaan Publik Terbesar di AS

Liputan6.com, New York - Forbes merilis daftar perusahaan publik terbesar di Amerika Serikat (AS) dalam salah satu bagian laporannya bertajuk the 17th annual Forbes Global 2000 list.

Dari 10 perusahaan publik terbesar di Amerika Serikat (AS), JPMorgan Chase, menempati posisi pertama sebagai perusahaan terbesar di AS. Bank raksasa ini meningkatkan asetnya menjadi USD 2,7 triliun hingga 18 April 2019.

JPMorgan Chare mengambil posisi Apple dan Berkshire Hathaway sebagai perusahaan publik terbesar di AS. Adapun lima perusahaan publik terbesar lainnya yaitu Bank of America, Apple, Wells Fargo, dan Exxon Mobil. Demikian mengutip laman Forbes, seperti ditulis Sabtu (18/5/2019).

50 perusahaan top AS mencatatkan kapitalisasi pasar lebih dari USD 12 triliun. Meski di dalam daftar global perusahaan terbesar yang menggunakan nilai pendapatan, laba, aset dan nilai pasar, didominasi sektor bank dan jasa keuangan.

Namun, hanya enam dari 50 perusahaan top AS di AS yang sebagian besar bank. Perusahaan itu antara lain Citigroup, US Bancorp, dan PNC join, JP Morgan, Bank of America, dan Wells Fargo.

Apple menjadi perusahaan publik terbesar ketiga di AS pada 2019 dan tetap menjadi perusahaan publik paling menguntungkan di dunia yang dekati nilai hampir USD 60 miliar. Apple juga perusahaan AS terbesar dilihat dari kapitalisasi pasar. Tercatat kapitalisasi pasar Apple USD 92 miliar.

Sedangkan perusahaan raksasa teknologi AS lainnya Microsoft dan Alphabet masing-masing berada di posisi 8 dan 9. Tak jauh dari itu, ada ritel raksasa Amazon dan Walmart yang masing-masing berada di posisi 13 dan 14.

Sementara itu, perusahaan investasi Berkshire Hathaway turun 11 posisi sejak tahun lalu. Kini berada di posisi 12 sebagai perusahaan publik terbesar di AS. Citigroup posisinya melonjak ke nomor 7 sebagai perusahaan publik terbesar di AS.

Seperti diketahui, bursa saham AS mencatatkan gejolak sepanjang 2018. Kemudian bursa saham AS menguat pada kuartal I 2019, tetapi ketegangan perang dagang antara AS dan China baru-baru ini membuat investor ragu jika volatilitas dan ketidakpastian perang dagang akan berdampak terhadap perusahaan AS.

Let's block ads! (Why?)