:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1200439/original/012502000_1460443414-pesawat_terbang3.jpg)
PT Gudang Garam akan membangun bandar udara (Bandara) di Kediri, Jawa Timur. Bandara tersebut rencananya akan dibangun tahun ini dan ditargetkan selesai 2019.
Untuk mematangkan rencana, diadakan rapat koordinasi (rakor) di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Kemaritiman) pada Kamis (5/4/2018). Salah satu tema dalam rakor ini adalah siapa yang akan mengelola bandara tersebut.
Rakor yang dipimpin oleh Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan tersebut diikuti oleh beberapa stakeholder, yaitu Kementerian Perhubungan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), PT Gudang Garam Tbk, serta PT Angkasa Pura II.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, Angkasa Pura II menghadiri rakor tersebut karena diminta untuk mengelola atau menjadi operator bandara.
"Kita tugasnya akan membantu PT Gudang Garam me-review dua design planing, satu basic planing, sama kedua detail design. Basic design nantinya untuk blok masterplan bandara, dan detail designuntuk konstruksi pembangunan," terang dia di Kemenko Kemaritiman, Jakarta, pada 5 April 2018.
Menko Luhut meminta para peserta rakor untuk membuat kepastian soal status aset bandara, apakah tetap dimiliki Gudang Garam sebagai konstruktor, atau dihibahkan kepada negara.
Namun begitu, ia menyatakan bahwa peserta rakor belum dapat memastikan siapa yang nantinya akan menjadi pengelola Bandara Kediri tersebut.
"Kita tadi koordinasi dengan regulator, Kemenhub, untuk lakukan sinkronisasi rencana pengoperasian bandara yang ada di bawah Angkasa Pura II. Kita juga kan sudah kelola bandara di Banyuwangi, terus juga diminta yang di Jember. Nah nanti kalau ada rencana (jadi pengelola Bandara) Kediri, itu bagaimana?" tanya dia.
Sementara itu, Direktorat Jenderal Pengadaan Tanah Kementerian Kementerian ATR/BPN Arie Yuriwin menjelaskan, pihaknya sedang menyiapkan penetapan lokasi bandara serta mengkaji soal pengadaan lahan, meskipun 50 persennya sudah dimiliki oleh Gudang Garam.
"Dari kurang lebih 457 hektare (total lahan), yang sudah dikuasai (oleh Gudang Garam) sekitar 250 hektare. Sisanya 117 hektare," jelas dia.
Ketika ditanya bagaimana Bandara Kediri itu nantinya akan difungsikan, ia menjawab, itu bisa melayani penerbangan lokal maupun mancanegara. "Nanti kan ini internasional," pungkas Arie.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3515435/kemenhub-bandara-kediri-tak-masuk-proyek-strategis-nasionalBagikan Berita Ini
0 Response to "Kemenhub: Bandara Kediri Tak Masuk Proyek Strategis Nasional"
Post a Comment