:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/2193048/original/005666600_1525781935-smelter_antam.jpg)
Sebelumnya, pelemahan nilai tukar kurs rupiah ini ternyata dimanfaatkan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk meningkatkan ekspor. Upaya ini dilakukan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN III dan PT Barata Indonesia (Persero).
Direktur Utama PTPN III (holding), Dolly P Pulungan mengatakan perusahaan saat ini tidak terlalu mempermasalahkan pelemahan rupiah tersebut. Karena sebagian pendapatan perusahaan berbentuk dolar AS, terutama dari produk ekspor.
"Alhamdulillah kita genjot ekspor terus dan kita coba untuk tidak melalui trader jadi langsung ke user. Dengan ini, diharapkan bisa memperoleh pendapatan yang lebih maksimal. Jadi pelemahan rupiah ini kita masih bisa atasi," ujarnya.
Dolly mengatakan, potensi ekspor langsung ke pembeli tersebut sangatlah besar. Selama ini dengan melalui pihak ke tiga, rantai distribusi ekspor PTPN III cukup panjang. Dengan demikian, pendapatan yang diperoleh perusahaan tidak maksimal.
PTPTN III menargetkan ekspor hasil produknya, terutama komoditas kelapa sawit 400 ribu ton. Dengan mencoba langsung ke pembeli, perusahaan menargetkan bisa mengekspor 2,5 juta ton produknya.
Sementara di kesempatan yang sama, Direktur Utama Barata Indonesia Silmy Karim mengaku perusahaannya memiliki beberapa produk andalan yang bisa ditingkatkan ekspornya, seperti prasarana kereta api.
"Kita kan ada juga ekspor beberapa produk di beberapa negara. Pendapatan dolar AS kami itu setiap tahun ada sekitar USD 5 juta. Jadi rupiah yang melemah ini masih aman lah buat kita," tegasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika (USD) terus merosot beberapa waktu belakangan. Bahkan pada perdagangan Senin kemarin (7/5), rupiah sempat tembus sekitar Rp 14.003 per USD.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Melemah, Pendapatan Antam Melonjak?"
Post a Comment