Pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve juga jadi perhatian pada pekan ini. Sesuai perkiraan, the Federal Reserve akhirnya menaikkan kembali suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 2 persen-2,5 persen pada pertemuan September 2018.
The Federal Reserve diharapkan menaikkan kembali lagi suku bunga acuan pada 2018. Kemudian kenaikan suku bunga the Federal Reserve sebanyak tiga kali pada 2019 dan satu kali pada 2020.
Meski demikian, bursa saham AS bereaksi negatif seiring investor menilai pernyataan Pimpinan The Federal Reserve, Jerome Powell dapat menaikkan suku bunga melampaui tingkat netral yang sudah diperkirakan.
Selain itu, the Federal Reserve juga prediksi produk domestik bruto (PDB) akan naik menjadi 3,1 persen pada 2018. Kemudian 2019, PDB akan menjadi 2,5 persen. Pada 2020, PDB tumbuh dua persen dan 1,8 persen pada 2021.
Di sisi lain, MSCI mengusulkan menaikkan batas atas nilai pasar bebas mengambang menjadi 20 persen dari lima persen untuk saham berdenominasi yuan. Hal itu akan terjadi dua tahap pada 2019. MSCI menanti reaksi investor pada pertengahan Februari dan akan umumkan keputusannya pada akhir Februari.
Dari sentimen internal, PT Inalum dan Freeport Mc-Moran menandatangani perjanjian penting terkait kesepakatan divestasi mayoritas saham Freeport kepada Indonesia.
Selain itu, Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 5,75 persen. BI telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak 150 basis poin sejak April-Mei 2018.
BI juga meningkatkan bunga deposito dan fasilitas pinjaman menjadi 5 persen dan 6,5 persen. Keputusan ini untuk menurunkan defisit transaksi berjalan dan mempertahankan daya tarik pasar keuangan di tengah ketidakpastian global. Bank sentral juga menargetkan pertumbuhan ekonomi 5-5,4 persen pada 2018. Selanjutnya pada 2019 di kisaran 5,1 persen-5,5 persen.
BI tetap memantau indikator ekonomi mulai dari defisit transaksi berjalan, nilai tukar, stabilitas sistem keuangan dan inflasi. BI pun akan terapkan domestic non-deliverable forward (DNDF) untuk perkuat stabilitas rupiah sehingga percepat pendalaman pasar valas dan sediakan instrumen lindung nilai.
Bank lokal dan asing akan dapat kutip instrumen baru untuk klien dengan eksposur terhadap rupiah, baik dalam perdagangan, investasi dan saham.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3655021/aksi-beli-investor-asing-bikin-ihsg-menguat-dalam-sepekanBagikan Berita Ini
0 Response to "Aksi Beli Investor Asing Bikin IHSG Menguat dalam Sepekan"
Post a Comment