Search

Ini Penyebab dan Solusi buat Redam Pelemahan Rupiah versi Pengamat

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terus merosot di kisaran Rp 14.800 hingga hari ini. Volatilitas nilai tukar diprediksi dapat menjadi lebih parah dari posisi ini.

Berbincang dengan Liputan6.com, Pengamat ekonomi Asian Development Bank Eric Sugandi memaparkan beberapa solusi yang dapat dilakukan pemerintah terkait depresiasi rupiah.

Meski beberapa ekonom menekankan sentimen eksternal, kata Eric, sentimen dalam negeri (internal) turut serta berkontribusi pada pelemahan nilai tukar, terutama defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).

Dia menegaskan, baik sentimen eksternal maupun internal memainkan peran besar pada volatilitas mata uang rupiah. Termasuk didalamnya, bagaimana perusahaan tidak menyeluruh melakukan lindung nilai (hedging) terhadap nilai tukar.

Lantas, apa saja penyebab anjloknya mata uang rupiah? Dan apa yang menjadi solusi bagi pemerintah untuk jangka pendek dan jangka panjang? Berikut penjelasan Eric Sugandi:

Penyebab depresiasi rupiah

A. Sentimen eksternal

1. The Great Rotation 2008

Kata Eric, tahun 2008-2009, the great rotation atau rotasi besar menimpa RI di mana banyak dana asing masuk ke emerging market, tak terkecuali Indonesia sendiri.

"Waktu itu bursa saham kita juga lagi kolasp, sehingga banyak investor yang masuk dan melihat kondisi ini mereka berpikir sudah waktunya keluar atau take profit," ujarnya

2. Kenaikan Suku Bunga Bank Sentral The FED

"Normalisasi suku bunga bank sentral, kan suku bunga the FED akan naik 2 kali lagi. Sebentar lagi juga akan ada FOMC meeting, itu pengaruhi rupiah," ungkap dia.

3. Krisis keuangan Emerging Market (Argentina dan Turki).

"Apakah rupiah bisa Rp 15 ribu, ya bisa tembus tapi mungkin kisarannya di Rp 14.700 - Rp 15.000," tegas dia.

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3636468/ini-penyebab-dan-solusi-buat-redam-pelemahan-rupiah-versi-pengamat

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Ini Penyebab dan Solusi buat Redam Pelemahan Rupiah versi Pengamat"

Post a Comment

Powered by Blogger.