Search

Pelemahan Rupiah Tak Pengaruhi Proyek Jasa Marga

Liputan6.com, Jakarta PT Jasa Marga (Persero) Tbk menyatakan tidak terlalu khawatir dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS). Bahkan Kurs Tengah Bank Indonesia (JISDOR) hari ini rupiah bertengger di 14.927 per dolar AS.

Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani menegaskan selama ini proyek-proyek jalan tol yang dikerjakan Jasa Marga menggunakan pembiayaan rupiah. Sehingga semua proyek tetap berjalan sesuai rencana.

Alhamdulillah dalam hal ini tidak ada dampaknya soal pelemahan rupiah. Kami tidak memiliki pinjaman mata uang asing, bahkan investor asing berani investasi di Jasa Marga dengan melakukan perubahan currency,” kata Desi di Hotel Bidakara, Rabu (5/9/2018).

Pada 2018 ini, Jasa Marga tengah fokus mengerjakan proyek jalan tol Trans Jawa. Di mana beberapa ruas sampai saat ini masih berlum tersambung seperti diantaranya ruas tol Batang-Semarang dan Salatiga-Kartasura.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih melemah. Bahkan di kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah sentuh 14.900 per dolar AS.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank, rupiah melemah 0,58 persen ke posisi 14.927 per dolar AS pada Rabu (5/9/2018) dari periode Selasa, 4 September 2018 di posisi 14.840 per dolar AS.

Sementara itu, data Bloomberg, rupiah dibuka menguat terhadap dolar AS. Rupiah menguat 10 poin ke posisi 14.925 per dolar AS dari penutupan kemarin di posisi 14.935.

Rupiah bergerak di kisaran 14.925-14.933 pada Rabu siang ini. Nilai tukar rupiah juga sudah merosot 10,17 persen sejak awal tahun.

Elkonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede menegaskan, pelemahan nilai tukar rupiah lebih didorong sentimen eksternal. Hal itu sebagai dampak dari kekhawatiran efek menularnya krisis keuangan di Turki dan Argentina terhadap negara berkembang.

"Sentimen cukup negatif di negara berkembang terutama di pasar keuangan mulai dari saham, obligasi. Perspektif investor global terhadap emerging market mulai dari Turki hingga Afrika Selatan berpotensi krisis buat kepanikan dan kekhawatiran," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Sentimen kekhawatiran krisis Turki, Argentina dan Afrika Selatan berimbas terhadap negara berkembang yang alami defisit transaksi berjalan yang cenderung naik.

Defisit transaksi berjalan Indonesia tercatat 3 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) pada akhir kuartal II 2018 atau sekitar USD 8 miliar.

Meski demikian, menurut Josua, kondisi fundamental ekonomi Indonesia masih jauh lebih stabil dibandingkan ekonomi negara berkembang lainnya. "Ini bukan semata-mata faktor fundamental, tetapi sentimen. Dikhawatirkan ada penularan krisis, tetapi kondisi kita (Indonesia) sangat kuat," dia menandaskan.

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3637113/pelemahan-rupiah-tak-pengaruhi-proyek-jasa-marga

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Pelemahan Rupiah Tak Pengaruhi Proyek Jasa Marga"

Post a Comment

Powered by Blogger.