Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi 0,50% ke level 6.109,16 pada penutupan perdagangan Rabu kemarin (27/1/21).
Meskipun terkoreksi parah, IHSG berhasil memangkas koreksi karena di perdagangan Rabu pagi, sempat anjlok ke bawah level 6.000 atau terkoreksi hingga 2,30%. Level terendah IHSG kemarin berada di posisi 5.998, dan tertingginya 6.154.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 109 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi menyentuh Rp 19,5 triliun. Tercatat 141 saham apresiasi, 357 terkoreksi, 136 stagnan.
PT Mega Capital Sekuritas dalam risetnya menilai, pelemahan IHSG masih dibayangi oleh rebalancing daftar konstituen indeks LQ45, di mana saham PT Medco Energi International Tbk. (MEDC) dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) masuk sebagai anggota baru indeks LQ45.
Sementara saham PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) dan PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) terdepak dari daftar 45 saham paling likuid di BEI ini.
Berikut 10 saham yang tercatat "merah padam" pada perdagangan Rabu kemarin, sebagian besar terkena atau nyaris kena auto reject bawah (ARB), batas penurunan maksimal sehari yang diizinkan bursa yakni 7%.
10 Saham Top Losers Rabu (27/1)
1. BRI Agroniaga (AGRO), saham -7% Rp 930, transaksi Rp 242 M
2. Bank BRISyariah (BRIS), -6,95% Rp 2.810, transaksi Rp 827 M
3. Energi Mega Persada (ENRG), -6,90% Rp 108, transaksi Rp 16 M
4. Kapuas Prima Coal (ZINC), -6,75% Rp 152, transaksi Rp 34 M
5. Vale Indonesia (INCO), -6,50% Rp 5.750, transaksi Rp 356 M
6. Timah (TINS), -6,25% Rp 1.950, transaksi Rp 334 M
7. Delta Dunia (DOID), -5,16% Rp 294, transaksi Rp 55 M
8. Antam (ANTM), -4,49% Rp 2.550, transaksi Rp 3,5 T
9. PGN (PGAS), -3,26% Rp 1.485, transaksi Rp 437 M
10. Merdeka Copper (MDKA), -3,21% Rp 2.410, transaksi Rp 99 M.
Saham AGRO yang memimpin top losers kali ini, dan sudah turun hingga 30% dalam sepekan terakhir perdagangan akumulatif.
Meski demikian, dalam 3 bulan terakhir saham anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) ini masih cuan 109% dengan kapitalisasi pasar Rp 19,85 triliun.
Menariknya, asing justru masuk ke saham bank dengan fokus pada kredit agribisnis ini dengan beli bersih Rp 7,63 miliar. Sebulan terakhir asing masuk Rp 4,92 miliar.
Hal yang sama juga terjadi pada BRIS, anak usaha BBRI juga. Harga saham bank syariah yang akan jadi entitas penerima merger tiga banks syariah BUMN ini ditutup minus 6,95% di posisi Rp 2.810/saham atau menyentuh batas auto reject bawah (ARB) maksimal sehari 7%.
Data BEI menunjukkan, saham BRIS ditransaksikan senilai Rp 827 miliar dengan volume perdagangan 289,99 juta saham. Sepekan saham BRIS masih terkoreksi 23% meski dalam sebulan terakhir masih naik 24% dengan kapitalisasi pasar Rp 28 triliun.
Asing juga masuk ke saham BRIS dengan catatan beli bersih Rp 2,10 miliar.
Sentimen terkuat BRIS yakni kabar bahwa Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru saja menerbitkan izin untuk PT Bank Syariah Indonesia (BSI) sebagai entitas baru, hasil merger BRIS dan 2 bank syariah BUMN lainnya, PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo juga menyampaikan bahwa pra-peluncuran bank BSI ini akan dilakukan pada 1 Februari mendatang.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/tas)
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMibGh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIxMDEyNzIxNTI0MS0xNy0yMTkyNjYvYXdhcy1ueWFuZ2t1dC0xMC1zYWhhbS1pbmktbnl1bmdzZXAtYmFueWFrLWFyYtIBAA?oc=5
2021-01-27 23:31:09Z
52782590199628
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Awas Nyangkut! 10 Saham Ini Nyungsep, Banyak ARB - CNBC Indonesia"
Post a Comment