Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup dengan koreksi hari ini, Jumat (29/1/2021). Sudah 7 hari perdagangan beruntun IHSG selalu berakhir di zona merah.
Indeks saham acuan bursa domestik ditutup dengan koreksi 1,96% ke level 5.862,35. Padahal akhir pekan lalu IHSG masih berada di level 6.307. Dengan begitu, IHSG sudah terkoreksi sebesar 7,05% sepekan terakhir.
Saking ngerinya koreksi yang terjadi di pekan ini sampai menggerus kinerja IHSG di bulan Januari. Tak ada Januari Effect untuk tahun ini. Koreksi beruntun selama lima hari terakhir membuat indeks acuan saham utama tersebut mengalami koreksi 1,95% di bulan pertama tahun 2021.
Fenomena yang terjadi belakangan ini, harga ratusan saham jatuh hingga menyentuh level auto reject bawah (ARB). Saham-saham emiten pelat merah alias BUMN menjadi penghuni ARB club dalam sepekan.
Bursa saham Tanah Air memang sedang terguncang. Hari ini asing pun mulai berjualan dengan nilai hampir Rp 1 triliun di pasar reguler. Nilai transaksi hari ini tercatat sebesar Rp 16,65 triliun. Sebanyak 178 saham mengalami apresiasi. Sementara itu 307 saham harganya drop dan 142 sisanya stagnan.
Sentimen penggerak datang dari pasar global dimana, rilis data menunjukkan ekonomi AS melambat pada kuartal terakhir tahun 2020 setelah Paman Sam diserang gelombang ketiga pandemi virus corona yang menyebabkan pemerintah menerapkan restriksi yang ketat pada kerumunan dan menghambat aktivitas ekonomi.
PDB bertumbuh di angka 4,0% disetahunkan pada 3 bulan terakhir tahun lalu, seperti yang disebutkan oleh biro sensus pada pembacaan pertamanya, meskipun angka ini tentunya akan direvisi dalam beberapa minggu mendatang.
Hal ini tentu saja kontras terhadap rilis GDP kuartal ketiga dimana secara tahunan ekonomi AS melesat 33% saat perekonomian pertama kali diputar kembali menyusul pencabutan lockdown setelah diserang gelombang pertama pandemi corona.
Meskipun demikian angka pertumbuhan ekonomi Q4 sesuai dengan konsensus dan menjadikan tahun 2020 terkontraksi 3,6% secara tahunan, kontraksi terparah sejak 1946.
Kabar baiknya, banyak analis memprediksi ekonomi AS akan berbalik arah kencang tahun ini, dimana banyak yang melihat bahwa konsumsi tetap kuat meski banyak dilakukan lockdown dimana para pebisnis dan konsumen sudah beradaptasi dengan hal ini.
IMF sendiri meningkatkan estimasi GDP AS untuk tahun 2021 dari angka 3,1 Oktober silam ke angka 5,1%.
Dari sisi tenaga kerja, rilis data klaim pengangguran di AS juga lumayan oke dimana terdapat 847 ribu pengangguran, di bawah konsensus analis gi angka 875 ribu.
[Gambas:Video CNBC]
(twg/twg)
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMidmh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIxMDEyOTE1MTg0NC0xNy0yMTk3MTEvbmdlcmktYXNpbmctanVhbGFuLWhhbXBpci1ycC0xLXQtaWhzZy1sb25nc29yLWtlLTU4MDAtYW7SAQA?oc=5
2021-01-29 08:45:44Z
52782590199628
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ngeri! Asing Jualan Hampir Rp 1 T, IHSG Longsor ke 5.800-an - CNBC Indonesia"
Post a Comment