Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyebut Indonesia memiliki potensi besar dalam perdagangan digital. Karena itu, sebagai 'wasit' di bidang perdagangan, Ia berharap tidak perlu banyak birokrasi yang tidak perlu. Jika terlalu banyak aturan justru akan menghambat industri itu sendiri.
Salah satu poin yang paling menarik perhatian adalah soal pajak. Menurut Mendag Lutfi jika memang tidak perlu dikenakan, maka seharusnya e-commerce bisa dibebaskan.
"(Perdagangan digital) Ini primadona yang mesti kita mesti sayang-sayang, pasarnya mesti dijaga, digitalnya mesti datang dan ini sebabkan perekonomian kita lebih efisien, makanya saya janji, saya akan jagain. Kalau enggak perlu diatur, tidak usah diatur, apalagi dipajakin," Sebut M. Lutfi dalam Squawk Box,CNBCIndonesia (Selasa, 26/01/2021).
Ketika regulasi itu bisa membuat perdagangan digital lebih maju, maka Ia yakin bakal lebih banyak lagi muncul startup dengan level unicorn, bahkan jumlahnya bisa meningkat 2 hingga 3 kali lipat dalam jangka waktu 4 tahun ke depan saja.
"Karena kalo kita jadi negara kuat disini, kita akan mendominasi pasar regional, saya jamin Gojek akan jadi kekuatan tersendiri bagi negara-negara berkembang, udah sampai di Filipina, udah sampai di Vietnam, akan jalan di Singapura. Mudah-mudahan akan jadi embracement," sebutnya.
Bank Indonesia memprediksi tahun ini transaksi e-commerce pada 2020 mencapai Rp 253 triliun dan tahun ini akan tumbuh sebesar 33,2% menjadi Rp 337 triliun.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy)
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMibmh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL3RlY2gvMjAyMTAxMjYxODM0MjYtMzctMjE4OTIyL21lbmRhZy1sdXRmaS10YWstbWF1LWUtY29tbWVyY2Uta2VuYS1wYWphay1saG8ta29r0gEA?oc=5
2021-01-26 12:21:08Z
52782589911162
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mendag Lutfi Tak Mau e-Commerce Kena Pajak, Lho Kok? - CNBC Indonesia"
Post a Comment