Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pagi ini kembali mengalami tekanan. IHSG drop 1% lebih merespons perkembangan covid-19 yang sudah menginfeksi lebih dari 1 juta orang di Indonesia.
Vaksinasi kedua yang diterima Presiden Joko Widodo pagi ini tak cukup kuat menjadi katalis positif untuk mengangkat IHSG.
Namun para pelaku pasar menilai tren koreksi IHGS hanya bersifat temporer atau hanya akan terjadi dalam jangka pendek saja. Beberapa saham dinilai sudah memiliki valuasi yang sangat tinggi sehingga pasar membutuhkan cooling down selama beberapa saat.
Pengamat pasar modal dari PT MNC Asset Management Edwin Sebayang mengatakan tren pelemahan indeks hanya bersifat sementara. Ditambah asing masih mencatatkan beli bersih (net buy) sehingga tidak ada kekhawatiran penurunan indeks akan berlangsung lama.
"Kalau saya liat ini hanya cooling down, tapi asing minggu lalu masih net buy. Menurut saya ini short term karen asing masih nabung barang, saya khawatir kalau asing jualan. Tapi kalau asing masih beli ya ga khawatir," kata Edwin kepada CNBC Indonesia, Selasa (26/1/2021).
Dia mengungkapkan dalam beberapa waktu terakhir pelemahan disebabkan karena adanya margin call setelah belanja besar-besaran dari atas sejumlah saham karena sentimen tertentu. Namun kemudian saham ini terus mengalami auto reject bawah atau ARB selama beberapa hari terakhir.
"Valuasi itu naik cepat sekali dan turun ARB mungkin ada yang menggunakan margin juga, kalau mau jual ga ada bid makanya mereka jual saham yang belum kena marjin dan belum kena force sell. Jadi IHSG tuurnn karena harus jual saham yang belum terjun bebas," terangnya.
Sentimen lainnya adalah penerapan PPKM di wilayah Jawa dan Bali sejak 11 Januari dan diperpanjang hingga 8 Februari mendatang.
Dia menilai, penerapan pengetatan kebijakan ini membuat ekspektasi pertumbuhan ekonomi menjadi tak akan setinggi sebelumnya. Sebab dengan adanya pengetatan maka geliat ekonomi akan kembali melambat.
"Dengan adanya PPKM ini meski tidak 100% namun juga bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi. Karena misalnya saja mol buka sampe jam 8 malam saja sehingga ekonomi akan tumbuh lebih lambat dari perkiraan awal," tandasnya.
Vaksinasi Kedua
Presiden Jokowi pagi ini baru saja menerima suntikan vaksin Covid-19 untuk dosis kedua pada pagi ini, Rabu (27/01/2021) di Istana Merdeka, Jakarta.
Usai disuntik dosis kedua ini, Jokowi pun mengungkapkan apa yang dirasakannya, termasuk pengalamannya setelah suntik vaksin dosis pertama pada dua pekan lalu.
Dia bercerita, setelah suntikan vaksin Covid-19 dosis pertama pada 13 Januari lalu, selama dua jam dia merasa pegal-pegal, namun itu tidak menjadi masalah dan dirinya pun tetap bekerja dan bahkan bepergian ke mana-mana.
"Jadi, setelah suntikan vaksin pertama itu di 13 Januari lalu, dua minggu lalu, sekarang, hari ini saya mendapatkan suntikan vaksin kedua. Dan sama seperti yang dilakukan dua minggu lalu, tidak terasa.
Dulu 2 jam hanya pegal-pegal, sekarang sama saja. Saya aktivitas ke mana-mana juga," ungkapnya usai menerima suntikan vaksin Covid-19 dosis kedua di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (27/01/2021).
Kejatuhan saham farmasi membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 1% lebih di level terendahnya 6.055,65. Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 120 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 2,2 triliun.
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hps)
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMiYGh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIxMDEyNzA5Mjc0Mi0xNy0yMTg5ODkvc2FiYXIta29yZWtzaS1paHNnLXRpZGFrLWFrYW4tbGFtYdIBAA?oc=5
2021-01-27 02:50:00Z
52782590199628
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sabar! Koreksi IHSG Tidak akan Lama - CNBC Indonesia"
Post a Comment