Sebelumnya, PT Freeport Indonesia berjanji menanamkan investasi USD 110 juta untuk mendukung perkembangan pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) bertambah menjadi 5,18 persen.
Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Susigit mengatakan, kemajuan pembangunan smelter yang dibangun Freeport di Gresik Jawa Timur sudah mencapai 2,43 persen sampai Februari 2018. Nilai investasi pembangunan mencapai USD 100 juta.
Perkembangan pembangunan terkait dengan kegiatan penimbunan lahan seluas 200 hektar. "Pembangunan smelter sampai Februari 2,43 persen. Investasinya US$ 100 juta lebih," kata Bambang, di Kantor Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu 4 Juli 2018.
Menurut Bambang, perusahaan tambang asal Amerika serikat tersebut telah berkomitmen untuk meningkatkan pembangunan smelternya sebesar 2,75 persen sampai Agustus 2018, dengan begitu maka total perkembangan pembangunan smelter menjadi 5,18 persen.
"Sampai Februari yang sudah diversifikasi surveyor 2,43 persen, sampai Agustus 5,18 persen," tutur Bambang.
Penambahan pembangunan smelter tersebut diperkirakan menelan biaya USD 110 juta. Adapun kegiatan pembangunannya berupa stabilitas lahan pondasi, menyusun studi kelayakan, dan perencanaan dokumen Anilisis Dampak Lingkungan (Amdal).
"Dari kumulatif ini 2,75 persen, tapi sebatas ini dia mengeluarkan duit US$ 110 juta yang dijanjikan Freeport ke pemerintah," dia menandaskan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Begini Perkembangan Pembangunan Smelter Freeport"
Post a Comment