Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) bahkan sempat dihentikan sementara 30 menit (trading halt) sejak pukul 10:20 WIB setelah IHSG ambles 5,01%. Perdagangan baru dibuka kembali pada pukul 10:50 WIB, IHSG mampu menipiskan pelemahan dan mengakhiri perdagangan sesi I di level 4.358,429 melemah 4,11%.
Memasuki perdagangan sesi II, IHSG perlahan memangkas pelemahan hingga berakhir di level 4.414,5, melemah 2,88%.
Berdasarkan data RTI, nilai transaksi pada perdagangan hari ini sebesar Rp 5,57 triliun dengan investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp 63,5 miliar di pasar reguler dan non reguler.
Untuk diketahui, mulai hari ini perdagangan di BEI dipersingkat hingga pukul 15:00 WIB. Jam perdagangan secara total dipangkas 90 menit dari jam perdagangan reguler dan berlaku untuk perdagangan efek bersifat ekuitas (saham), ETF (exchange traded fund), DIRE (dana investasi real estate) dan DINFRA (dana infrastruktur).
Penyesuaian waktu perdagangan ini didasarkan atas perintah dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) guna mendukung kebijakan pemerintah untuk menerapkan bekerja dari rumah (work at home/WFH) dalam rangka meminimalisir penyebaran pandemi virus corona atau COVID-19.
Untuk itu, dalam jam perdagangan baru ini, tak ada perubahan untuk jam pembukaan bursa, namun untuk perdagangan sesi I dikurangi 30 menit sehingga akan ditutup pada pukul 11.30 waktu JATS (Jakarta Automated Trading System).
Sementara untuk perdagangan sesi II tetap akan dimulai pukul 13.30 waktu JATS namun hanya akan berlangsung hingga pukul 15.00 waktu JATS.
Pekan lalu performa IHSG cukup impresif di dua hari perdagangan terakhir. Pada Kamis pekan lalu, IHSG mencatat penguatan sebesar 10,19%, dan menjadi persentase kenaikan harian terbesar dalam 21 tahun terakhir atau tepatnya sejak sejak 8 Juni 1999.
Sementara rekor persentase kenaikan terbesar IHSG tercatat pada 2 Februari 1998 ketika melesat 14,03%, berdasarkan data Refinitiv. Pada perdagangan Jumat, IHSG masih menanjak lagi sebesar 4,76%.
Penguatan IHSG kala itu dipicu oleh stimulus jumbo yang digelontorkan AS. Pada hari Jumat waktu AS, Presiden Donald Trump resmi menandatangani undang-undang stimulus fiskal senilai US$ 2 triliun. Stimulus tersebut menjadi yang terbesar sepanjang sejarah yang pernah dikeluarkan pemerintah Washington, nilainya bahkan dua kali lipat dari nilai perekonomian Indonesia.
Sayangnya stimulus tersebut belum mampu mendongkrak bursa saham global dan IHSG lebih lanjut. Pelaku pasar kembali dibuat cemas akan penyebaran pandemi COVID-19.
Berdasarkan data dari Johns Hopkins CSSE, hingga saat ini lebih dari 170 negara terpapar COVID-19, dan menjangkiti lebih dari 724.000 orang, dengan korban meninggal sebanyak 34.026 orang, dan lebih dari 152.000 dinyatakan sembuh.
Sementara di Indonesia hingga hari ini sudah ada 1.414 kasus positif COVID-19, dengan 122 orang meninggal dunia, dan 75 sembuh.
Untuk meredam penyebaran COVID-19, sebelumnya sempat beredar kabar jika pemerintah RI berencana membatasi akses ke Jabodetabek alias lockdown. Kendaraan pribadi dan angkutan orang dilarang masuk, sementara angkutan logistik masih diperbolehkan.
"(Kendaraan) pribadi juga termasuk. Pokoknya angkutan oranglah. Angkutan barang enggak (berlaku). Logistik tidak," ujar Direktur Angkutan Jalan Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Ahmad Yani kepada CNBC Indonesia, Minggu (29/3/20).
Hal ini juga berlaku untuk kereta api yang memiliki rute perjalan dari dan menuju Jabodetabek. Untuk penutupan ruas jalan, secara teknis, besar kemungkinan akan dilakukan blokade di sejumlah titik.
"Ya kemungkinan begitu (diblokade)," ujarnya
Yani juga menjelaskan bahwa secara lengkap, langkah ini masih menunggu hasil rapat terbatas (Ratas) yang dipimpin Presiden Joko Widodo. Ratas itu dijadwalkan berlangsung hari ini.
Sekitar 30 menit sebelum perdagangan hari ini berakhir, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan pembatasan sosial sekala besar dan darurat sipil.
"Saya minta pembatasan sosial berskala besar, physical distancing, dilakukan lebih tegas, lebih disiplin dan lebih efektif lagi sehingga tadi juga sudah saya sampaikan perlu didampingi kebijakan darurat sipil," kata Jokowi, Senin (30/3/2020)
Namun, Jokowi bakal meminta seluruh apotek dan toko-toko sembako tetap buka untuk layani kebutuhan warga. Hal tersebut dilakukan juga dengan protokol untuk menghindari jarak dekat.
"Kemudian bagi UMKM, pelaku usaha dan pekerja informal tadi sudah kita bicarakan bahwa pemerintah segera menyiapkan program perlindungan sosial dan stimulus ekonomi, ini yang akan segera kita umumkan kepada masyarakat, saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini," kata Jokowi dalam Ratas kali ini.
Jokowi meminta kebijakan pembatasan sosial berskala besar ini segera disiapkan aturan pelaksanaannya yang lebih jelas kepada Provinsi, Kabupaten dan Kota.
"Saya ingatkan kebijakan kekarantinaan kesehatan termasuk karantina wilayah adalah kewenangan pemerintah pusat bukan kewenangan pemerintah daerah," tuturnya
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMic2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIwMDMzMDE1NTEyNy0xNy0xNDg1MDcvYnVrYW4tbG9ja2Rvd24tam9rb3dpLXRldGFwa2FuLWRhcnVyYXQtc2lwaWwtaWhzZy0yODjSAQA?oc=5
2020-03-30 09:06:05Z
52782107478600
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bukan Lockdown, Jokowi Tetapkan Darurat Sipil, IHSG -2,88% - CNBC Indonesia"
Post a Comment