"Investor global ini memang sedang menghadapi tekanan ketidakpastian yang sangat tinggi, bagaimana kami pantau premi risiko meningkat sangat-sangat tinggi dan kami juga menghadapi, semua negara hadapi bahwa investor melepas asetnya baik saham maupun SBN [surat berharga negara]," kata Pery dalam paparan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Maret 2020, Kamis (19/3/2020).
"...dan sekarang cash is the king. mereka pindah ke yang aman bukan masalah fundamental ekonomi, tapi me,amg kecenderungan kepanikan dan ini disebabkan premi risiko yang tinggi, dan sebabkan tekanan yang ada, kita dan negara lain menghadapi pembalikan modal besar dalam waktu yang sama," tegas Perry.
Sebab itu, dia menegaskan apa yang dilakukan BI ialah memastikan mekanisme pasar terjaga dengan baik, likuiditas pasar uang, pasar valutas asing juga terjaga.
"Itu yang kami lakukan triple intervension yang akan kami lakukan baik DNDF [Domestic Non Deliverable Forward], pasar spot dan pembelian SBN dari pasar sekunder dan kami pastikan adalah bagaimana penentuan nilai tukar di pasar baik dari broker maupun interbank," katanya.
Perry menegaskan bank sentral akan selalu ada di pasar dan tetap menjaga kepercayaan diri pasar sehingga di tengah situasi sulit bisa membalikkan kepercayaan diri pasar investor.
"Kami ingin sampaikan kepada investor bahwa BI ada di pasar, dan selalu selalu ada langkah-langkah yang diperlukan dan kami akan lakukan seperti itu dan seperti tadi cadev [cadangan devisa] pada akhir Februari US$ 130,4 miliar. Dan kami akan terus update seperti yang kami sampaikan Selasa dan Kamis pukul 2. Kami akan melakukan komunikasi seperti langkah-langkah BI apa dan sharing dan apa yang dilakukan pemerintah dan OJK.
Dari sisi rupiah, pada Kamis (19/3/2020) pukul 14:52 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 15.850. Rupiah melemah 4,28% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Perry pun menegaskan depresiasi nilai tukar tidak hanya dialami oleh rupiah. Pasar keuangan global secara keseluruhan memang sedang tertekan dahsyat akibat penyebaran virus corona yang semakin luas.
"Investor global memang sedang menghadapi tekanan ketidakpastian sangat tinggi. Dow Jones anjlok, premi risiko meningkat sangat-sangat tinggi," kata Perry.
(tas/tas)
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMiamh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIwMDMxOTE1MzgzNy0xNy0xNDYxODQvdGFyaWstZGFuYS1kYXJpLXNhaGFtLXBlcnJ5LWNhc2gtaXMtdGhlLWtpbmfSAQA?oc=5
2020-03-19 09:01:31Z
52782092700729
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tarik Dana dari Saham, Perry: Cash Is The King - CNBC Indonesia"
Post a Comment