Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan saham sesi pertama Senin 3 September 2018. IHSG melemah ini di tengah pengumuman data Badan Pusat Statistik (BPS) yang Agustus 2018 alami deflasi sebesar 0,05 persen.
Pada sesi pertama, IHSG turun 48,27 poin atau 0,80 persen ke posisi 5.970,18. Indeks saham LQ45 melemah 1,21 persen ke posisi 940,40. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.
Sebanyak 210 saham melemah sehingga menekan IHSG. 133 saham menguat dan 123 saham di tempat. Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.026,91 dan terendah 5.968,12.
Total frekuensi perdagangan saham 157.404 kali dengan volume perdagangan saham 3,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 2,4 triliun. Investor asing jual saham Rp 39,52 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.778.
Sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor pertanian naik 0,06 persen. Sektor saham industri dasar turun 2,11 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Selain itu, sektor saham manufaktur susut 1,4 persen dan sektor saham aneka industri melemah 1,18 persen.
Saham-saham yang melemah antara lain saham GLOB turun 28,95 persen ke posisi 135 per saham, saham IKAI tergelincir 9,47 persen ke posisi 153 per saham, dan saham NIKL susut 7,2 persen ke posisi 2.450 per saham.
Sedangkan saham-saham yang menguat antara lain saham AKSI naik 25 persen ke posisi 675 per saham, saham BMAS melonjak 15,15 persen ke posisi 380 per saham, dan saham ABMM mendaki 12,20 persen.
Bursa Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,96 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,79 persen, dan indeks saham Jepang Nikkei merosot 0,64 persen.
Selain itu, indeks saham Shanghai tergelincir 0,87 persen, indeks saham Singapura susut 0,38 persen dan indeks saham Taiwan melemah 0,87 persen. Sedangkan indeks saham Thailand naik 0,10 persen.
Pelemahan IHSG terjadi di tengah pengumuman inflasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pada Agustus 2018 mengalami deflasi sebesar 0,05 persen. Angka ini berbanding terbalik dibandingkan Juli 2018 yang mengalami inflasi sebesar 0,28 persen.
Deflasi Agustus 2018 tersebut lebih rendah dibandingkan Agustus 2017 yang mengalami deflasi sebesar 0,22 persen.
Kepala BPS Suhariyanto menyatakan, dengan deflasi ini berarti tingkat inflasi tahun kalender Januari-Agustus sebesar 2,13 persen. Sedangkan inflasi tahun ke tahun Agustus 2018 ke Agustus 2018 3,20 persen.
"Inflasi pada Agustus 2018, berdasarkan perkembangan harga berbagai komoditas pada Agustus secara umum mengalami penurunan. Ini menggembirakan karena di bawah target, diharapkan inflasi tetap terkendali," ujar dia di Kantor BPS, Jakarta, Senin 3 September 2018.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Tembus 14.800 per Dolar AS, IHSG Susut 50,88 Poin"
Post a Comment