Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mengkampanyekan integrasi tarif Tol JORR (Jakarta Outer Ring Road) yang kembali ditunda penerapannya pada 20 Juni lalu. Selain mempermudah ongkos pengguna jarak jauh, penyesuaian tarif tersebut juga dipercaya dapat menurunkan jumlah volume pengguna jarak pendek sehingga memperlancar arus lalu lintas.
Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto mengatakan, penerapan integrasi tarif Tol JORR akan menyurutkan kemacetan yang biasa terjadi saat pengguna bertransaksi di tiap Gerbang Tol (GT).
"Kalau kita lihat kondisi saat ini sebelum terintegrasi, yang menggunakan tol bisa ada tiga kali transaksi. Tiap masuk di barrier gate menyebabkan antrean. Kebijakan ini membuat sistem terbuka, jadi pemakai cuma sekali melakukan transaksi," urainya di Gedung Kementerian PUPR, Jakarta, Kamis (21/6/2018).
Arie menyebutkan, penerapan integrasi tarif tol yang sebelumnya dilakukan di Tol Jagorawi dan Tol Jakarta-Tangerang telah berhasil memangkas volume kendaraan, khususnya pengguna dalam jarak tempuh pendek. Menurut catatannya, jumlah angkutan di Jagorawi sukses turun sebesar 9 persen, sementara Jakarta-Tangerang berkurang sebanyak 17 persen.
Sementa itu, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna menambahkan, rencana program integrasi tarif yang kali ini akan diimplementasikan di Tol JORR merupakan bagian dari roadmap Kementerian PUPR untuk memberlakukan sistem elektronifikasi pembayaran tol.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3565549/tarif-tol-jorr-dipatok-rp-15-ribu-bisa-kurangi-kemacetanBagikan Berita Ini
0 Response to "Tarif Tol JORR Dipatok Rp 15 Ribu Bisa Kurangi Kemacetan"
Post a Comment