:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/2080738/original/040124500_1523588380-1.jpg)
Pemerintah diingatkan untuk memikirkan nasib pekerja ketika revolusi industri 4.0 mulai terlaksana. Hal ini untuk menghindari meningkatnya jumlah pengangguran.
Ketua DPP Golkar Bidang Ekonomi Arche Harahap mengatakan, setiap revolusi industri akan membawa dampak pada tenaga kerja. Pasalnya peran manusia sebagai tenaga kerja akan tergantikan.
"Impact-nya shifting job. Contoh revolusi industri, sebelumnya ada 10 petani dengan adanya traktor yang dibutuhkan tinggal tiga petani ketika ada teraktor petani banyak beralih ke industri," kata Arche, dalam sebuah diskusi di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (7/7/2018).
Menurut Arche, peralihan tenaga kerja atas penerapan revolusi industri 4.0 harus di antisipasi, dengan menyediakan lapangan kerja peralihannya. Bila tidak ada solusi dikhawatirkan bisa menciptakan masalah besar.
"Menurut kami adalah shifting job harus digaris bawahi, shifting job akan jadi masalah nyata,"tutur Arche.
Dia mengungkapkan, saat ini pergantian peran manusia oleh program digital telah terjadi. Sebagi contoh, pada sistem pembayaran digital pada transportasi berbasis online. Jika dilihat kedepannya penggunaan sistem digital akan berkembang sektor lain.
"Itu Gopay menurut kami bank, karyawan Gopay siapa? Nggak ada, bank konvensional akan terdampak segera," dia menandaskan.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3581573/pernah-tertinggal-di-era-robot-ri-tak-ingin-mengulang-pada-industri-40Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pernah Tertinggal di Era Robot, RI Tak Ingin Mengulang pada Industri 4.0"
Post a Comment