Search

Incar Pasar Eropa, RI Tingkatkan Kerja Sama Dagang dengan Tunisia dan Maroko

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perdagangan (Kemendag) berkomitmen untuk terus menggarap pasar potensial di kawasan Afrika. Kali ini, dengan menyasar kawasan Afrika Utara, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memimpin secara langsung rangkaian misi dagang ke Tunisia dan Maroko pada 24-28 Juni 2018.

"Afrika merupakan pasar potensial bagi produk Indonesia dan Kemendag berkomitmen untuk menggarap pasar tersebut dengan maksimal. Tunisia dan Maroko diharapkan dapat menjadi hub bagi produk Indonesia di kawasan Afrika, khususnya Afrika bagian Utara dan Uni Eropa," ujar Enggar dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (24/6/2018).

Dia mengungkapkan, Tunisia telah menandatangani perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement) dengan Uni Eropa sejak 2008. Sehingga tarif bea masuk dari Tunisia ke Eropa menjadi 0 persen.

"Hal ini dapat dimanfaatkan Indonesia untuk mengekspor produknya ke Eropa melalui Tunisia. Dengan demikian, produk kita akan menjadi lebih kompetitif," lanjut dia.

Misi dagang Indonesia ke Tunisia diikuti 21 pelaku bisnis dari 11 perusahaan dan lembaga dari berbagai sektor usaha. Sedangkan misi dagang ke Maroko diikuti sebanyak 35 pelaku usaha dari 18 perusahaan dan pemerintah daerah Sumatra Barat.

Sektor usaha tersebut antara lain minyak kelapa sawit, kelapa, kakao, kopi, makanan dan minuman, rempah-rempah (pala, lada, cengkeh), peralatan medis, perhiasan, furnitur, bahan bangunan, produk-produk militer, ban, dan karet.

Menurut Enggar, misi dagang adalah salah satu cara penetrasi pasar ekspor yang dapat meningkatkan volume perdagangan lebih cepat karena para pelaku usaha dapat bertemu dengan mitranya secara langsung.

Pada rangkaian misi dagang ke Tunisia, Mendag Enggar akan diterima Perdana Menteri Tunisia Youssef Chahed pada 25 Juni 2018. Selanjutnya, Mendag dijadwalkan bertemu dengan beberapa Menteri Tunisia yaitu Menteri Perdagangan Tunisia Omar Behi, Menteri Industri dan SMEs Slim El Feriyani, Menteri Luar Negeri Khemaies Jhinaoui, serta Menteri Pengembangan, Investasi, dan Kerja Sama Internasional Zied Ladhari.

Di Tunisia, Kemendag juga akan melakukan perundingan bilateral terkait kesepakatan tarif preferensi (Preferential Tariff Agreement/PTA). Tarif bea masuk yang masih relatif tinggi dinilai sebagai salah satu kendala untuk masuk ke pasar Tunisia. Padahal produk-produk Indonesia cukup kompetitif di pasar Tunisia.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Arlinda menyampaikan masih belum cukup banyak produk Indonesia yang masuk ke pasar Tunisia, meskipun Tunisia merupakan pasar tujuan ekspor yang potensial bagi Indonesia di kawasan Afrika bagian Utara.

“Dengan misi dagang ini diharapakan dapat diperoleh hasil yang maksimal sehingga ekspor Indonesia ke Tunisia dapat terus meningkat," ungkap dia. ‎

Perdagangan bilateral antara Indonesia dan Tunisia yang terjadi selama ini yaitu di sektor nonmigas dan belum ada perdagangan untuk sektor migas. Pada 2017, tercatat ekspor produk nonmigas Indonesia ke Tunisia sebesar US$ 55,19 juta. Sedangkan impor produk nonmigas dari Tunisia pada tahun yang sama mencapai US$ 32,77 juta.

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3567713/incar-pasar-eropa-ri-tingkatkan-kerja-sama-dagang-dengan-tunisia-dan-maroko

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Incar Pasar Eropa, RI Tingkatkan Kerja Sama Dagang dengan Tunisia dan Maroko"

Post a Comment

Powered by Blogger.