:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2105076/original/082202800_1524221972-20180420-Dolar-AS-6.jpg)
Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat gerak rupiah sejak 1 Juli hingga 18 Juli 2018 mengalami pelemahan. Dalam 18 hari atau hampir 3 pekan tersebut, nilai tukar rupiah melemah 0,52 persen terhadap dolar AS.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan, dengan perkembangan ini, rupiah melemah 5,81 persen (ytd) dibandingkan dengan level akhir 2017.
"Meski demikian, itu masih lebih rendah dibandingkan dengan pelemahan mata uang negara berkembang lain seperti Filipina, India, Afrika Selatan, Brasil dan Turki," kata Perry di Gedung Bank Indonesia, Kamis (19/7/2018).
Perry menjelaskan, nilai tukar rupiah melemah terbatas akibat berlanjutnya penguatan dolar AS secara global. Rupiah menguat di awal Juli 2018 sebagai respons positif pelaku pasar atas kebijakan moneter BI yang pre-emptive, front loading, dan ahead the curve pada RDG Juni 2018 yang menaikkan BI7DRR sebesar 50 basis poin.
Respons tersebut mendorong aliran masuk modal asing ke pasar keuangan, khususnya Surat Berharga Negara sehingga mendorong penguatan rupiah.
Ke depan, Perry mengaku, BI terus mewaspadai risiko ketidakpastian pasar keuangan global dengan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai nilai fundamentalnya, serta menjaga bekerjanya mekanisme pasar dan didukung upaya-upaya pengembangan pasar keuangan.
"Kebijakan tetap ditopang oleh strategi intervensi ganda dan strategi operasi moneter untuk menjaga kecukupan likuiditas khususnya di pasar uang Rupiah dan pasar swap antarbank," pungkas dia.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3594121/sejak-awal-2018-rupiah-telah-melemah-581-persenBagikan Berita Ini
0 Response to "Sejak Awal 2018, Rupiah Telah Melemah 5,81 Persen"
Post a Comment