Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution menggelar rapat tertutup terkait penerapan penggunaan Biodisel 20 persen (B20). Rapat ini merupakan kegiatan rutin dalam rangka memastikan penyaluran B20 untuk PSO dan non PSO berjalan lancar ke seluruh pelosok Indonesia.
Dalam penerapannya ternyata masih ada beberapa hambatan yang ditemui oleh PT Pertamina sebagai penyalur B20 dan juga Badan Usaha Bahan Bakar Nabati (BU BBN) sebagai penyedia minyak sawit atau Fame untuk dicampur dengan solar (B0).
Direktur Logistik, Supply Chain, dan Infrastruktur Pertamina Gandhi Sriwidodo mengatakan, pemerintah bersama badan usaha tengah mencari solusi agar penyaluran B20 berjalan lancar. Salah satu solusi yang dikaji adalah menetapkan satu suplier minyak sawit per daerah/lokasi.
"Dengan evaluasi ini dicarikan solusi-solusi supaya lebih simple lebih gampang, sehingga program pemerintah cepat terealisir. Apalagi ada dorongan dari pemerintah. Salah satu solusinya itu seperti harga, satu harga yang PSO dan NON-PSO. Terus supliernya satu saja per lokasi," ujar dia di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis 27 September 2018.
Gandhi mengatakan, sejak diterapkan pada awal September lalu suplier minyak sawit untuk satu lokasi memang terdapat dua, hal ini dinilai kurang efektif. Ke depan, pemerintah, Pertamina bersama suplier akan terus mengkaji cara memaksimalkan penerapan B20 ini.
"Kan ada yang satu lokasi dua suplier, itu kan cargonya enggak efektif. Nanti yang jelas kita akan bicara dengan BUBBN soal suplier-suplier untuk mencari jalan supaya sama-sama mensukseskan ini. Ini kan masa transisi, jadi masih ada beberapa hambatan. Tapi on progres kok mulai bagus ada peningkatan," kata dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pertamina Masih Jual Solar Tak Tercampur Minyak Sawit"
Post a Comment