:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/2070850/original/095928700_1523344248-20Dec2017_PN5_Sumbaba_Meleburkan_Gengsi_demi_Ibu_Pertiwi_YY.jpeg)
Liputan6.com, Jakarta - Permasalahan stunting atau gizi buruk kronis ternyata tidak hanya terjadi di daerah dan pedalaman saja. Faktanya, di ibukota pun angka penderita stunting masih cukup tinggi.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro menyebutkan bahwa tingkat stunting secara nasional adalah 37 persen, dan Jakarta berada 10 persen di bawahnya.
"Bahkan di Jakarta, gak usah jauh-jauh ke NTT, di Jakarta pun tingkat stunting itu meskipun di bawah nasional 37 persen itu 27 persen. Kalau tidak salah infonya diperkirakan ada 17 ribu balita. Jadi 27 persen anak usia 5 tahun di Jakarta itu menderita stunting," kata Menteri Bambang, dalam sebuah acara diskusi mengenai gizi, di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis (7/6).
Ia melanjutkan, balita penderita stunting terbanyak berada di Kepulauan Seribu.
"Menurut karakteristik, stunting kebanyakan terjadi pada anak laki-laki dan yang sudah jelas kebanyakan di desa. Di pedesaan 42 persen di perkoatan 32 persen," ujarnya.
Melihat fakta tersebut, Bambang menjelaskan bahwa stunting tidak bisa dipandang sebagai permasalahan lokasi.
Selama ini, stunting yang paling parah memang terjadi di beberapa daerah dengan tingkat stunting di atas 40 persen. Seperti NTT, Sulawesi Barat, NTB, Papua Barat, Kalimantan Selatan, Lampung, dan Sulawesi Tenggara.
"Sehingga ketika pembahasan mengenai stunting secara nasipnal di daerah-daerah, ternyata stunting ini tidak bisa dilokalisasi karena stunting terjadi di hampir semua kota dan kabupaten."
Sebagai informasi, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada balita akibat gizi buruk kronis terutama pada 1000 hari pertama kehidupannya, dari janin hingga dua tahun.
Kondisi ini menyebabkan perkembangan otak dan fisik terhambat, rentan terhadap penyakit, sulit berprestasi, dan saat dewasa mudah menderita obesitas sehingga berisiko terkena penyakit jantung, diabetes, dan penyakit tidak menular lainnya.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3552916/17-ribu-balita-di-jakarta-alami-gizi-buruk-kronisBagikan Berita Ini
0 Response to "17 Ribu Balita di Jakarta Alami Gizi Buruk Kronis"
Post a Comment